Putar Film Konservasi Hutan di Desa Terpencil
Bulan puasa ramadhan tidak menyurutkan kegiatan aktivis Protection of Forest and Fauna (PROFAUNA) dalam melakukan edukasi ke masyarakat tentang konservasi hutan. Pada tanggal 18 Juli 2014, Sembilan aktivis PROFAUNA, termasuk dua orang relawan dari Perancis, melakukan program edukasi di Desa Tamandadar, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Jawa timur. Desa Tamandadar yang berada di perkebunan Kayumas itu merupakan desa yang terpencil yang berjarak sekitar 47 km dari pusat kota Situbondo.Separuh jalan menuju Desa Tamandadar itu masih berupa jalan off road yang berada di tengah perkebunan kopi dan hutan.
Program edukasi itu dilakukan dengan cara memutar film tentang konservasi hutan dan lutung jawa di lapangan kecil yang berada di tengah Desa Tamandadar. Pemutaran film itu dilakukan malam hari, setelah masyarakat desa melakukan ibadah sholat terawih. Setelah pemutaran film pendek itu dilanjutkan dengan diskusi dan pembagian kaos sebagai door prize.
Acara yang dipandu oleh Swasti Prawidya Mukti dan Bayu Sandi itu berlangsung dengan baik, meskipun sempat ada gangguan tehnis tentang listrik. Maklum di desa ini belum ada aliran listrik PLN, jadi masih mengandalkan sumber listrik desel. Dalam sesi tanya jawab, masyarakat desa yang hadir terlihat tanggap dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Swasti. "Apakah fungsi hutan bagi kehidupan kita?" tanya Asti, sapaan akrab Swasti Prawidya Mukti. Seorang penduduk desa yang mengenakan sarung menjawab dengan lantang, "mencegah banjir dan tanah longsor!"
Lewat pemutaran film itu PROFAUNA juga menjelaskan hubungan antara pelestarian hutan dan lutung jawa. "Lutung jawa itu menjadi indikator bagi hutan alami yang masih bagus, jika ada lutung jawa maka bisa diasumsikan bahwa hutan itu masih bagus, karena lutung jawa sebagian besar makan daun tanaman yang ada di hutan", kata Asti.
Program edukasi di Desa Tamandadar itu bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan supporter PROFAUNA yang bekerja di Perkebunan Kayumas yaitu Arif Rahman yang telah gabung PROFAUNA lebih dari 10 tahun. Arif Rahman yang akrab disapa Maman itu dengan ramah menyambut tim PROFAUNA dan membantu menyiapkan program edukasi itu. PROFAUNA juga mengucapkan terima kasih kepada International Primate Protection League (IPPL) yang turut mendukung kegiatan ini.