Pelatihan Pengamatan Burung untuk Penjaga Hutan di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang
Organisasi Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA) Indonesia mengadakan pelatihan pengamatan burung untuk penjaga hutan yang disebut Rimbawan yang bertugas di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang pada tanggal 5-6 Agustus 2016. Pelatihan yang diadakan di Desa Baderan, Kabupaten Situbondo itu juga diikuti oleh Rimbawan yang bertugas di Kawah Ijen, Ranger PROFAUNA dan Suporter PROFAUNA dari berbagai daerah.
Pelatihan metode pengamatan burung itu dirasa perlu agar Rimbawan yang membantu KSDA di lapangan untuk mempunyai kemampuan dalam mengidentfikasi burung secara benar ketika mereka melakukan patroli hutan. Data burung-burung yang diamati itu akan berguna bagi pengelolaan kawasan konservasi alam.
Pelatihan diberikan oleh Made Astuti, pengamat burung senior dari PROFAUNA yang juga pendiri PROFAUNA. Made yang sejak tahun 1990-an sudah melakukan kegiatan pengamatan burung itu mengatakan, "burung adalah satwa liar yang paling mudah dijumpai dimanapun, sehingga jika penjaga hutan punya kemampuan dalam identifikasi burung ini akan semakin memperkaya kegiatan dalam patroli hutan".
Dalam pelatihan yang diikuti 25 orang tersebut, peserta juga langsung praktek pengamatan di sekitar Desa Baderan yang merupakan desa yang berbatasan dengan Suaka Margasatwa Satwa Dataran Tinggi Yang. Peserta yang sebagian besar baru pertama kali melakukan pengamatan burung itu sangat antusias mengikuti kegiatan selama dua hari itu.
Peserta berhasil mengidentifikasi sekitar 15 jenis burung, antara lain cekakak, burung kipasan, kutilang, terucuk, elang hitam, cipoh, dan lain sebagainya.
"Saya senang bisa mengikuti pelatihan ini, karena jadi lebih tahu nama burung itu dengan benar, karena biasanya hanya tahu nama daerahnya saja", kata Samhaji, petugas honorer KSDA Jawa Timur yang setiap hari bertugas di kantor KSDA Baderan.