- English
- Bahasa Indonesia
Aksi Bersama untuk Lestarinya Hutan Lindung Sendiki
Masyarakat, instansi pemerintah, organisasi lingkungan dan swasta bersatu padu melakukan aksi penanaman pohon di hutan lindung Sendiki, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada hari Senin (24/2/2020). Dalam acara itu secara simbolis ditanam 500 bibit pohon buah sirsat dan nangka di hutan yang jadi habitat burung rangkong itu.
Aksi bersama penanaman pohon itu dilakukan setelah sebelumnya viral pemberitaan tentang pembalakan liar di hutan lindung Sendiki. Pohon-pohon besar banyak ditebangi dan dibakar, kemudian lahannya ditanami tenaman pisang.
Pembalakan liar itu memicu masyarakat untuk beraksi dengan melakukan penanaman pohon. Penanaman itu melibatkan masyarakat Desa Tambakejo, Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Mapan, PROFAUNA Indonesia, Perhutani, BKSDA, Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial Indonesia, Petungsewu Adventure, Forest Action, TNI AD, TNI AL, kepolisian, dan lain-lain.
"Aksi penanaman pohon ini kami lakukan atas dasar kepedulian, tidak ada kepentingan apapun. Kami idak ingin desa kami kekurangan air atau kebanjiran karena hutannya rusak," kaya Mochammad Firman, Ketua KTH Maju Mapan.
Bibit pohon yang ditanam sebanyak 500 buah yang terdiri dari ari jenis sirsat (Annona muricata) dan nangka (Artocarpus heterophyllus). Penanaman ini hanya merupakan simbol kepedulian bersama berbagai pihak terhadap hutan lindung Sendiki, karena nantinya akan ditanam lebih banyak lagi pohon oleh petani.
"Kami mendukung gerakan penanaman pohon di hutan lndung Sendiki ini, karena hutan lindung tu semestinya memang dilindungi dan dirawat bukan malah dijarah," tegas Erik Yanuar, koordinator program Konservasi hUtan Dataran Rendah (KHDR) PROFAUNA Indonesia.
Penanaman pohon itu dihadiri oleh Perhutani dari berbagai level jabatan, mulai mandor hingga Administraur (adm) Perhutani Malang, Hengki Herwanto. Dalam sambutannya, Hengki mengatakan, "kami menyambut baik penanaman pohon di hutan lindung Sendiki ini dan berharap kedepannya semakin banyak komponen masyarakat yang dilibatkan dalam kegiatan seperti ini".
Ketika peserta penanaman pohon meyusuri jalan setapak di tengah hutan lindung Sendiki, peserta menyaksikan secara langsung hutan yang sudah dirambah. Terlihat pohon-pohon yang sudah ditebangi dan dibakar itu diganti dengan tanaman pisang.
"Kedepannya tanaman pisang ini harus dihentikan, diganti pohon yang punya nilai ekonomi dan ekologis seperti misalnya phon buah atau kopi," kata Hengki Herwanto kepada PROFAUNA Indonesia.