Penilaian ProFauna tentang Dampak Letusan Gunung Kelud terhadap Satwa

Gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari 2014 yang dampaknya bukan hanya terasa di Jawa Timur, namun juga ke Jawa Tengah dan Jawa Barat. Selain manusia, satwa juga terkena dampak dari letusan Gunung Kelud tersebut. Untuk itu tim ProFauna yang berjumlah 5 orang mulai tanggal 14 Februari 2014 melakukan penilaian tentang dampak letusan Gunung Kelud terhadap satwa di Kabupaten Kediri dan Malang. Penilaian dilakukan untuk satwa liar dan juga satwa ternak. Berikut hasil penilaian tim ProFauna;

Satwa Liar

Sebelum Gunung Kelud meletus dilaporkan bahwa warga desa melihat satwa liar yang turun gunung antara lain kijang dan monyet ekor panjang. Di dekat Gunung Kelud terdapat kawasan Cagar Alam Manggis Gadungan yang menjadi habitat satwa liar antara lain kijang, kancil, monyet ekor panjang dan aneka jenis burung. Ketika tim ProFauna berkunjung ke cagar alam Manggis Gadungan, tim tidak menemukan masalah serius terhadap satwa liar. Monyet ekor panjang yang jumlahnya cukup banyak juga masih belum kekurangan makanan.

Tim ProFauna sudah melakukan koordinasi dengan BKSDA Departemen Kehutanan wilaya Kediri untuk kemungkinan penanganan satwa liar yang terimbas dampak letusan. BKSDA menyambut baik tim ProFauna dan menyatakan siap bekerja sama. Tim BKSDA dan ProFauna juga telah sama-sama melakukan pemantauan satwa liar di Cagar Alam Manggis dan sekitarnya.

Kesimpulan untuk dampak letusan Kelud terhadap satwa liar:

  • Belum ada dampak serius terhadap satwa liar
  • Beberapa jenis satwa liar seperti monyet ekor panjang, kijang dan babi hutan sudah turun gunung, namun tidak ada konflik antara manusia dan satwa liar tersebut. Khusus jumlah kelompok monyet ekor panjang yang turun di Cagar Alam Manggis itu meningkat.
  • Tidak ditemukan satwa liar yang mati akibat letusan Kelud

Satwa Ternak dan Domestik

Di sekitar gunung Kelud ada banyak peternakan sapi dan ayam yang berpotensi terkena dampak akibat letusan tersebut. Untuk daerah Kabupaten Kediri, persiapan untuk evakuasi ternak telah dilakukan dengan baik oleh pemerintah daerah. Pemerintah telah menyediakan 3 lokasi untuk penampungan satwa ternak tersebut yaitu:

  • Pluncing, Kecamatan Kepung
  • Sumurbor Siman
  • Lapangan Kepung Brawijaya

Dari ketiga tempat penampungan satwa ternak tersebut, hanya di lapangan Kepung Brawijaya yang sudah ada satwanya yaitu 4 ekor sapi. Lokasi penampungan lainnya tidak ada satwanya, karena penduduk jauh-jauh hari sudah secara mandiri memindah sapinya ke tempat yang lebih aman.

Untuk peternakan ayam yang ada di Sabiyu, Kecamatan Kenteng, itu kondisinya mengenaskan, karena sudah ditinggal pemiliknya. Peternakan yang berisi ribuan anak ayam itu sudah tidak ada yang mengurusnya. Diperkirakan dalam waktu tidak lama anak-anak ayam itu akan mati karena dehidrasi dan terkena abu vulkanik.

Jika di Kediri penanganan satwa ternak sudah cukup baik, tidak demikian dengan di kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.  Di beberapa desa di Kecamatan Ngantang, ada banyak satwa ternak yang ditinggal pemiliknya. Desa-desa tersebut telah kosong dari manusia, meninggalkan sapi yang tidak terurus.

Untuk satwa anjing dan kucing, tidak ada masalah yang terlalu serius. Ada belasan ekor anjing yang terlantar karena ditinggal pemiliknya. Namun belum ditemukan korban anjing dan kucing di Kediri dan Malang.

Kesimpulan untuk dampak letusan Kelud terhadap satwa ternak:

  • Satwa ternak telah tertangani cukup baik di Kabupaten Kediri. Pemerintah sudah menyediakan fasilitas penampungan satwa
  • Satwa ternak di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang kondisinya banyak yang terlantar dan kelaparan karena ditinggal pemiliknya. Ada peternakan sapi milik perusahaan swasta yang berjumlah ribuan ekor yang juga ditinggal pemiliknya.
  • Tidak ada masalah serius terhadap anjing dan kuncing, haya ada belasan ekor anjing yang terlantar

Kondisi lingkungan Secara umum

  • Desa-desa sekitar Gunung Kelud tertutup debu dan abu vulkanik. Jalanan tertutup abu hingga setebal 10 cm. Untuk munuju lokasi diperlukan kendaraan 4WD atau motor trail.
  • Listrik mati di banyak tempat
  • Sinyal HP tidak ada
  • Masih rawan terjadinya erupsi susulan

Informasi lebih lanjut tentang penanganan satwa korban letusan Gunung Kelud, silahkan hubungi:

Bayu Sandi

Hp. 085755067691, Email: bayu@profauna.net

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.