Paska Polhut Tembak Pembalak, Pembalakan Hutan di Taman Nasional Merubetiri Kian Parah

Ditembaknya terduga pembalak hutan di Taman Nasional Merubetiri (TNMB), tidak menghentikan pembalakan di kawasan konservasi alam ini. Justru para pembalak seperti balas dendam dengan menebangi pohon di TNMB khususnya daerah Bandealit, Kabupaten Jember.

Informasi yang dikumpulkan  PROFAUNA Indonesia antara tanggal 13 hingga 16 Oktober 2019, pembalakan justru kian parah dan terjadi secara terang-terangan. Setiap malam ada sekitar 3 mobil truck yang mengangkut kayu hasil tebangan  illegal.

Para pembalak itu tidak takut dengan hukum yang bisa menjerat mereka, bahkan terkesan seperti 'menantang petugas. Salah satu alasan yang mencuat adalah mereka membalas dendam atas kematian rekan mereka yang ditembak Polhut,

Cek kasus penembakan pembalak tersebut di link Ini: Pembalak Tewas Ditembak

Pembalakan hutan itu semakin tidak terkontrol karena kantor lapangan TNMB di Bandeait ditutup sementara. Penutupan ini bukan tanpa alasan, karena pertimbangan keamanan petugas paska tewasnya terduga pembalak liar.

Kepala Balai TNMB, Maman Surahman, kepada Ketua PROFAUNA Indonesia menyampaikan, "ditariknya petugas lapangan ini untuk meredam emosi massa dan agar situasinya tenang dulu".

"Apapun alasannya, pembalakan besar-besaran hutan di Merubetiri itu harus dihentikan. Aparat penegak hukum harus mengusut tuntas siapa cukong dan penadah kayu hasil tebangan liar itu," tegas Rosek Nursahid, aktivis PROFAUNA Indonesia.

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.