Hotel Plaza dan Toko Eksklusif di Tanjung Redeb Tidak Memajang Aksesoris Penyu Lagi, Namun Perdagangan Penyu di Pulau Derawan Kembali Marak

Perairan laut Kabupaten Berau merupakan habitat Penyu Hijau (Chelonia mydas) terbesar no 8 di dunia. Selain penyu hijau, di Kabupaten Berau juga terdapat jenis Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate), salah satu jenis penyu yang paling terancam punah di Indonesia. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Berau.

Namun sangat sayangnya, eksploitasi penyu masih marak dilakukan di Kabupaten Berau, terutama pemanfaatan karapas penyu sisik. Karapas tersebut dijadikan aksesoris seperti gelang, cincin dan mata kalung. Selain itu penyu sisik juga diperdagangkan dalam bentuk awetan.

Monitoring PROFAUNA Borneo pada tanggal 28 Juli 2016 masih menemukan sebuah toko bernama Eksklusif Aksesoris di Tanjung Redeb yang menjual puluhan aksesoris berbahan dasar penyu sisik. Di sudut kota yang lain, tim juga menemukan dua awetan penyu sisik yang dipajang di dinding loby Hotel Plaza.

Pada tanggal 30 Juli 2016, PROFAUNA Borneo memberikan sosialisasi tentang hukum terkait perlindungan penyu kepada toko dan hotel yang masih memperdagangkan dan mendisplay bagian penyu sisik tersebut. PROFAUNA juga mendorong agar awetan penyu tersebut diserahkan kepada KSDA Berau.

Himbauan PROFAUNA tersebut ternyata mendapat respon positif dari Eksklusif Aksesoris dan Hotel Plaza. Dalam monitoring yang dilakukan oleh PROFAUNA Borneo akhir-akhir ini sudah tidak menemukan aksesoris penyu sisik lagi di kedua tempat tersebut.

"Kami menghargai tindakan yag diambil oleh Hotel Plaza dan toko Ekslusif Aksesoris yang tidak lagi menjual atau memajang bagian tubuh penyu yang sudah dilindungi, karena pelestarian penyu di Berau membutuhkan partisipasi semua pihak", ujar Bayu Sandi, Koordinator PROFAUNA Borneo.

Sementara itu untuk pulau Derawan, pantauan PROFAUNA Borneo di lapangan, sekurang-kurangnya ada 20 pelapak dan toko akseoris yang masih secara terang-terangan memperdagangkan aksesoris berbahan dasar penyu sisik. Ini ironis karena pada bulan Maret 2016 tim dari Kementrian Kelautan dan Perikanan telah diterjunkan dan mengamankan ratusan aksesoris penyu sisik yang dijual di beberapa toko di Derawan.

"Pedagang di Derawan kembali memperdagangkan aksesoris penyu sisik tersebut setelah tim Kementrian Kelautan dan Perikanan meninggalkan Pulau Derawan", kata Bayu.

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.