Deforestasi Bukan Disebabkan Kebun Sawit, Kredibiltas Peneliti IPB Dipertanyakan

Penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB), terkait Deforestasi atau berkurangnya luasan area hutan di Indonesia bukan disebabkan karena konsesei perusahaan sawit.

Penelitian yang dipimpin, Yanto Santosa, Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB, setelah melakukan penelitiannya di Kabupaten Kampar, Kuantan Sengingi, Pelalawan dan Siak di Provinsi Riau itu dipertanyakan kredibelitasnya.

Direktur Eksekutif Sawit Watch, Inda Fatinaware, menegaskan sangat luar biasa sekali, sekelas Profesor mengambil kesimpulan bahwa Sawit bukan faktor penyebab deforestasi hanya berdasarkan sample dari satu provinsi.

Menurutnya, perkebunan kelapa sawit di Indonesia bukan hanya di Riau, dari Aceh sampai dengan Papua, sekarang berlomba-lomba menanam sawit dengan dukungan penuh dari pemerintah. "Sample dari satu provinsi digeneralisasi untuk semua perkebunan sawit bukan penyebab deforestasi, maka wajar jika kami mempertanyakan kredibiltas peneliti dan hasil penelitiannya," tegas Inda dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/3) malam.

Dijelaskan Inda, yang disampaikan peneliti (Yanto Santosa), pembangunan perkebunan kelapa sawit berada di wilayah APL dan bekas HPH/HPK itu benar, tetapi apakah ia mengtahui kalau wilayah APL itu juga berhutan.

Definisi sederhana hutan adalah masyarakat tumbuhan yang terdiri dari pepohonan, semak belukar, tumbuhan bawah, jasad tanah dan hewan. Kalau merujuk ke definisi ini, tentunya tidak salah ketika sawit dinyatakan sebagai aktor utama deforestasi di Indonesia.

"Jadi tidak perlu berkelit dengan dalil, bekas HGU perusahaan, wilayah APL atau yang lainnya. Hasil penelitian ini menurut kami ambigu, satu sisi mengatakan bukan kawasan hutan tapi disisi lain mengakui, bahwa sekian persen adalah eks/bekas kawasan hutan. Hasil ini kan sedikit lucu dan yang melakukan adalah Guru besar Ilmu Kehutanan, bukan orang sembarang," tegasnya.

Wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini di wilayah Kabupaten Boven Digoel, saat ini terus terjadi pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan menebang semua pohon dan diganti dengan kelapa sawit.

"Jadi kalau Prof Yanto memiliki kesempatan bisa lah dia ke wilayah perbatasan Papua dan melihat kalau hutan sudah tidak ada dan yang ada hanya hutan sawit. Kalau setelahnya masih dibilang bahwa Sawit bukan penyebab deforestasi, kami pikir, kredibilitas sebagai Guru Besar perlu dipertanyakan," tambahnya.

Bukti Sawit Penyebab Deforestasi Lebih lanjut, Inda menyatakan bahwa, pada tahun 2015 saja sudah terjadi alih fungsi kawan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dengan total luasan 6,6 juta ha. Ada indikasi jelas perusahaan melakukan usaha di kawasan hutan, dan ini merupakan bukti bahwa kelapa sawit melakukan deforestasi.

Deforestasi periode 2009-2013 di dalam konsesi perkebunan kelapa sawit adalah sebesar 515,9 ribu hektare, dimana 327,5 ribu hektare diantaranya berada di dalam konsesi-konsesi perkebunan sawit di Pulau Kalimantan.

 "Jadi jangan memandang bahwa apa yang terjadi di Riau bisa digeneralisir ke seluruh Indonesia," tegas Inda.

Perkembangan ini masih menurut Inda sangat disayangkan, dan tentunya peru dicermati kembali oleh pemerintah.

"Jangan sampai hasil penelitian yang dikeluarkan Guru Besar ini, menjadi rujukan pemerintah dalam mengambil keputusan untuk terus memperluas perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bahwa yang dibutuhkan sekarang adalah intensifikasi bukan ekstensifikasi. Moratorium yang belum dikeluarkan presiden harusnya menjadi awal baik bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia untuk berbenah" pungkasnya.

Sumber: http://nasional.kini.co.id/2017/03/23/21511/deforestasi-bukan-disebabkan-kebun-sawit-kredibiltas-peneliti-ipb-dipertanyakanFoto ilustrasi: PROFAUNA

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.