Berharap Hutan di Malang Selatan Hijau Kembali

Ribuan tanaman sirsak tampak hijau berseri di persemaian [green house] Kelompok Tani Hutan [KTH] Maju Mapan, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kawasan yang berada di KUPS Blok 27 seluas setengah hektar ini, menjadi tempat pembibitan andalan.

"Di sini ada sekitar 30.000 bibit sengon, sirsak [20.000 bibit], dan alpukat [10.000 bibit]," kata Mochammad Firman, Ketua KTH Maju Mapan, Minggu [19/1/2020].

KTH Maju Mapan melakukan ini semua dengan tujuan menghijaukan kembali sejumlah kawasan di hutan produksi, yang gundul. Untuk penghijauan di kawasan Hutan Lindung Sendaki, masih menunggu proses disetujuinya pengajuan izin perhutanan sosial.

Sugianto, anggota kelompok tani, tampak menata dan mengelompokkan bibit sirsak sesuai ukuran tinggi dan usia. Bibit ini bantuan dari Direktorat Jenderal Daerah Alian Sungai dan Hutan Lindung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Di sini pembibitan dari biji, kalau sirsak butuh 4 sampai 5 bulan untuk siap ditanam di hutan. Sengon sekitar 4 bulan baru bisa keluar dari persemaian," katanya.

Sugianto menuturkan, aktivitas ini dilakukan berawal dari keprihatinan akan kondisi hutan yang ditebangi setelah era reformasi. Bahkan, dua tahun terakhir kondisi hutan lindung di Sendiki terus mengalami deforestasi.

Sugianto dengan sabar dan tekun mengajak warga lain, sambil memberi pemahahaman dan penyadaran, pentingnya menjaga kelestarian hutan. Dia mencari sendiri bibit pohon buah dan tegakan lainnya untuk ditanam. Bibit-bibit seperti petai, nangka, dan tanaman buah dia usahakan dari luar desa dan di pasar.

"Awalnya hutan ini gundul dan saya punya keinginan mengembalikan seperti dulu lagi. Kini anggota KTH Maju Mapan berjumlah 1.100 orang," jelasnya.

Firman menambahkan, bila semua bibit ditanam di kawasan gundul, target untuk menambah tutupan kawasan hutan, yang izinnya telah diberikan kepada masyarakat, akan terpenuhi.

"Semoga harapan ini tercapai," ujarnya.

Pembalakan

Ketua Profauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan, terjunnya Profauna di Malang selatan didasari laporan masyarakat dan temuan tim, terkait pembalakan hutan di kawasan Hutan Lindung Sendaki.

Pohon-pohon yang ditebang menyisakan berbagai persoalan berupa ancaman kekeringan dan hilangnya sejumlah sumber mata air. Ancaman kerusakan lingkungan terbukti, terjadi banjir bandang di desa sekitar hutan lindung, saat musim hujan Deseber 2018 lalu.

"Kami melihat ini terjadi pembiaran, fakta di lapangan menunjukkan terjadi perambahan, penjarahan dan perusakan hutan secara masif, dan mencolok sekali. Artinya, pihak-pihak terkait, pemerintah atau perhutani sebagai pengelola, kenapa tidak melakukan tindakan nyata," papar Rosek yang meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan secara nasional pengelolaan hutan.

Selain melibatkan masyarakat, Rosek menyebut perhutanan sosial sebagai salah satu cara memastikan hutan lestari dan terjaga. Pelibatan masyarakat harus disertai pendampingan dan edukasi, agar mereka benar-benar paham menyelamatkan lingkungan.

KTH Maju Mapan telah bermitra dengan Profauna Indonesia. Profauna dan Petungsewu Adventure di awal pendampingan, telah memberikan bantuan bibit tanaman tegakan kepada para petani, agar dikelola dan ditanam di kawasan yang perlu dipulihkan.

"Sudah ditanam tahun lalu di bukit Tanggulasi," ujarnya.

Diharapkan, pada Februari 2020, SK Perhutanan Sosial yang diajukan KTH Maju Mapan disetujui, sehingga langkah-langkah strategis penyelamatan hutan dapat segera dijalankan. Masyarakat harus diberi kepercayaan untuk melakukannya, termasuk terhadap masyarakat yang dulunya ikut merusak atau membalak hutan.

"Penyadaran dan edukasi itu kunci pelestarian hutan dan lingkungan. Bibit-bibit ini yang ditanam sebagai sumber pendapatan petani hutan nantinya," tuturnya.

Impian menyelamatkan hutan dan mengembalikan fungsinya semula, akan terus dilakukan Firman, Sugianto, dan petani hutan lainnya. "Saat ini, kami sulit dapat air karena sumbernya banyak kering. Dengan menanam pepohonan, kami berharap di masa mendatang anak cucu kami dapat menikmati manfaat hutan yang terjaga dan lestari," tegas Sugianto.

Artikel ini telah tayang di Mongabay pada tanggal 29 Januari 2020

Artikel Terkait:

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.