Ayo Beraksi Nyata di Hari Primata Indonesia 2017!

Sebagai salah satu negara penyandang gelar mega-biodiversity, Indonesia juga merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman jenis primata yang tinggi. Di seluruh kepulauan nusantara, kita dapat menjumpai lebih dari 40 jenis primata mulai dari kera besar seperti Orangutan Sumatera hingga salah satu primata terkecil di dunia yaitu Tarsius.

 Sayangnya, lebih dari 80% primata di Indonesia berada dalam kondisi terancam punah. Bahkan, dalam daftar "25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia Periode 2014-2016" Indonesia mempunyai 3 wakil yaitu Tarsius Siau, Simakobu, dan Orangutan Sumatera. Tentunya ini bukan sebuah prestasi yang layak dibanggakan, karena ini justru mengindikasikan bahwa kita telah gagal melindungi kekayaan hayati negeri sendiri.

 Apa saja yang membuat primata-primata ini terancam punah? Ada banyak faktor, antara lain kerusakan habitat akibat alih fungsi lahan, perburuan, dan perdagangan.

 Mana dari faktor-faktor itu yang paling berbahaya? Sulit untuk menjawab pertanyaan ini karena semua saling berkaitan. Tetapi, masalah yang sangat genting dan banyak terjadi di masyarakat saat ini adalah banyaknya orang yang membeli primata untuk kemudian dipelihara dan dikoleksi.

Mengapa kolektor primata merupakan 'pemangsa' yang sangat berbahaya? Karena orang-orang yang hobi memelihara dan mengoleksi primata di rumah inilah yang membuat para pedagang terus memperjualbelikan primata karena mendapat keuntungan tinggi. Jika permintaan pasar terus mengalir, maka pedagang akan terus berusaha menjaga stok mereka dengan cara mengepul primata dari para pemburu yang menangkap langsung di alam. 

Lingkaran setan ini akan terus berputar selama masih ada orang yang membeli primata. Ironisnya, banyak dari kolektor primata tidak menyadari bahwa di balik kesenangan mereka itu terdapat kekejaman luar biasa.

Primata secara fisik dan perilaku mempunyai banyak kemiripan dengan manusia, dan para kolektor lebih suka membeli primata yang masih kecil karena lebih mudah dijinakkan atau dilatih. Kemiripan primata dengan kita manusia termasuk bagaimana seekor induk akan mati-matian melindungi anaknya ketika berhadapan dengan pemburu.

Induk primata biasanya akan menggendong anaknya yang masih kecil kemanapun ia pergi. Saat nyawanya terancam, ia rela mati tertembus peluru demi melindungi anaknya. Sehingga, untuk setiap ekor anakan primata yang diperdagangkan hampir pasti ada seekor induk yang mati sia-sia. Kejam sekali!

 Ayo kita beraksi hentikan rentetan kekejaman ini!

 Dalam rangka memperingati Hari Primata yang jatuh setiap tanggal 30 Januari 2017, PROFAUNA Indonesia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama beraksi meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian primata Indonesia dengan tema besar "Jangan Beli Primata".

 

Aksi yang dilakukan tidak harus besar dan menelan biaya mahal, tetapi yang terpenting adalah adanya aksi nyata untuk menyuarakan kepedulian dan menularkan virus 'aksi nyata' untuk perlindungan primata kepada anggota masyarakat lainnya. Tahun 2016 lalu ada 60 event Hari Primata Indonesia yang tersebar di 30 kota di seluruh Indonesia, jangan sampai ketinggalan!

Kamu bisa melakukan kegiatan kampanye publik mulai hari ini sampai dengan tanggal 30 Januari 2017 dengan cara antara lain:

  • membawa poster berisi pesan pelestarian primata di tempat-tempat umum
  • menyebarkan pesan-pesan di media sosial
  • melakukan kegiatan edukasi tentang pelestarian primata di sekolah dan komunitas
  • atau dengan cara lain sesuai dengan kreativitasmu.

PROFAUNA akan menyediakan beberapa desain untuk poster dan sticker serta material edukasi yang bisa kamu dapatkan gratis melalui kontak PROFAUNA di: Asti (Telp/SMS/WA: 08563693611, email: asti@profauna.net).

Jangan lupa informasikan cerita dan dokumentasi kegiatanmu ke PROFAUNA juga agar kita bisa saling bertukar pengalaman!

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.