Aktivis dari Berbagai Daerah Kumpul di P-WEC untuk Bahas Konservasi Hutan Indonesia
Sekitar 100 orang aktivis lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Petungsewu Wildlide Education Center (P-WEC), Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang untuk hadir dalam Profauna Conference 2015 yang mengusung tema 'Speak Out for Forest'. Konferensi yang diadakan tanggal 14 Agustus itu dihadiri aktivis dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah. Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Bali, Jakarta, Jambi, dan Lampung.
Untuk mempertajam proses diskusi tentang hutan tersebut, sejumlah nara sumber yang merupakan praktisi dibidang konservasi hutan hadir dalam acara tersebut. Mereka adalah Darmawan Liswanto dari Flora Fauna International (FFI), Rosek Nursahid dari Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA), Yatim dari Lembaga Adat Dayak Wehea, Yusup Cahyadin dari Restorasi Ekosistem Indonesia dan Rustam dari Universitas Mulawarman.
Selain aktivis PROFAUNA dari berbagai daerah, konferensi tersebut juga dihadiri kalangan NGO, komuniats pecinta alam, pemerintah, swasta dan masyarakat adat. Diharapkan acara tersebut menjadi ajang berbagi informasi dan pengalaman bagi pegiat konservasi hutan.
"Laju pengurangan hutan Indonesia begitu cepat, luas hutan Indonesia sekarang diperkirakan tinggal 82 juta hektar, sehingga perlu partisipasi berbagai pihak untuk melindungi hutan yang tersisa tersebut", ujar Rosek Nursahid, pendiri PROFAUNA Indonesia.
Profauna Conference 2015 itu diharapkan akan menjadi wadah saling tukar pengalaman tentang konservasi hutan di kalangan aktivis. "Diharapkan ini bisa menginspirasi peserta yang hadir untuk melakukan kegiatan perlindungan hutan di daerahnya masing-masing", tambah Rosek.
Setelah Profauna Conference, sekitar 35 aktivis PROFAUNA akan melanjutkan mengikuti Profauna Camp 2015 yang lebih mendalam lagi dalam mengupas permasalahan seputar konservasi hutan. Dalam Profauna Camp yang diadakan pada tanggal 15-17 Agustus 2015 itu peserta juga akan dilatih tentang kampanye dan advokasi perlindungan hutan.